MENJAGA KESEHATAN KELUARGA SESUAI PETUNJUK NABI `
Oleh: Ust. Naufal Masunika
( Da’i dan Konsultan Griya Keluarga Sakinah )
Di abad ini, orang sehat seolah menjadi langka. Setelah keimanan, maka sehat menjadi harta paling berharga dalam hidup ini. Sakit bisa membuat seluruh aktifitas terhenti, ekonomi kacau, bahkan keluarga bisa berantakan. Selain itu, bila masyarakatnya sakit-sakitan, bisa membuat proses pendidikan tidak berjalan dengan baik, generasi penerus bangsa akan hancur dan negara tidak berkembang.
Tubuh kita dikatakan sehat, bila kesempurnaan organ tubuh yang dikaruniakan Allah bisa bekerja sempurna. Kita bisa bernafas dengan lega, bisa menggerakkan organ tubuh dengan normal, bisa mendengar dan melihat dengan baik, peredaran darah lancar, bahkan bisa menikmati tidur nyenyak itu bagian dari kesehatan. Dan tak seorangpun yang menginginkan tubuhnya terbaring sakit berlama-lama.
Tubuh Adalah Dokter Terbaik
Allah ltelah mendesain untuk makhluk terbaiknya bernama manusia memiliki organ tubuh yang masing-masing bisa bekerja dan menjalankan fungsinya dengan baik. Sejatinya, tubuh memiliki daya tahan sangat apik untuk merespon semua benda yang datang dari luar di segala keadaan, musim dan cuaca. Sayangnya terkadang dikarenakan sibuknya beraktifitas, respon itu sering tidak disadarinya.
Organ tubuh yang sempurna, tapi tanpa dibarengi gaya hidup yang sehat maka tubuh yang sehat bisa mudah sakit. Kita harus bisa menghilangkan paradigma bahwa sehat itu mesti dengan obat dan dokter. Bagaimanapun mencegah itu lebih baik daripada mengobati, preventif lebih utama daripada kuratif.
Saat ini, ketika dunia kedokteran semakin canggih, jumlah dokter semakin banyak, industri farmasi pun berkembang pesat, vaksinasi yang konon mencegah penyakit semakin berkembang dan banyak penelitian gencar dilakukan dengan standarisasi yang jauh lebih baik, namun sayangnya pada saat yang sama kondisi masyarakat menjadi lebih rentan dengan berbagai penyakit yang lebih dahsyat dari sebelumnya. Orang sehat semakin langka dan wabah penyakit semakin berkembang, sementara daya tahan tubuh terhadap virus dan penyakit semakin melemah. Bahkan berbagai penyakit degenerative semakin berkembang.
Kita sepatutnya merasa malu dengan orang tua kita yang hidup sederhana, minim informasi, tapi justru paradigma mereka tentang kesehatan jauh lebih baik. Mereka lebih pintar mencegah penyakit dan mengenali bahasa tubuhnya ketimbang kita hari ini. Merekalah orang-orang bijak yang hidupnya besahabat dengan alam dan pandai memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya.
Peran Penting Keluarga Dalam Mendukung Pola Hidup Sehat
Pola Hidup Sehat perlu didukung oleh seluruh anggota keluarga. Utamanya Ibu yang memiliki peran sangat penting dalam menentukan kualitas kesehatan keluarga. Bila seorang ayah menyediakan kebutuhan sehari-hari berupa makanan, pakaian dan tempat tinggal, maka peran ibu adalah mengatur kebutuhan itu. Sebagai madrasatul ula dalam hal pembentukan kebiasaan keluarga, gaya hidup, dan dinamikanya, tak bisa dipungkiri peran ibu sangatlah besar. Ibu berperan mengenalkan dan menanamkan kebiasaan hidup sehat pada anak seperti mencuci tangan, mandi, olahraga, dsb. Ibu adalah sosok utama yang mendorong anak berolahraga dan menjadikannya kebiasaan yang akan dibawanya hingga dewasa.
Ibu juga berperan sebagai penyedia asupan makanan sehat, mulai dari menentukan menu makanan, memilih bahan yang kaya gizi serta mengolahnya menjadi makanan sehat bergizi. Tanpa makanan bergizi, sang suami tidak bisa fokus bekerja. Pertumbuhan anak-anak juga tidak bisa optimal.
Ibu juga berperan dalam deteksi dini terhadap berbagai penyakit. Bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit, otomatis ia akan memberikan pertolongan pertama dan menyediakan sesuatu untuk membantu proses pemulihan. Begitupun saat berkonsultasi dengan dokter, ia menjadi partner dan perawat terbaik dalam penanganannya.
Selain itu, ibu juga berperan dalam memberikan stimulasi untuk perkembangan anak, mulai dari stimulasi motorik, bahasa, dan sosial. Anak yang secara konsisten diberikan stimulasi tepat sesuai usianya, akan mencapai tumbuh kembang optimal.
Mengingat perannya yang sangat penting dalam sebuah keluarga, maka ibu harus diusahakan selalu dalam kondisi sehat, baik secara fisik maupun mental.
Pola Hidup Sehat Ala Nabi
Islam adalah dien yang kaffah. Allah l telah menetapkan hukum dan aturan-Nya dalam segala hal. Melalui Rasulullah ` yang mulia, kita mendapatkan petunjuk yang bisa mendatangkan keselamatan dunia akhirat. Bagaimana cara beribadah kepada Allah secara khusus maupun dalam hal muamalah insaniyah. Termasuk semua petunjuk untuk menjaga kelangsungan hidup yang include di dalamnya formula umum untuk menjaga kesehatan.
Rasulullah ` adalah pribadi yang sangat sehat dan hampir tidak pernah sakit. Karenanya, beliau bisa beraktifitas dalam semua hal secara optimal. Beribadah, berkeluarga, bermasyarakat serta aktif di berbagai kegiatan sosial dan dakwah. Bahkan mengemban tugas kenegaraan sebagai kepala negara. Bila diterapkan, petunjuk berkenaan dengan bagaimana Rasulullah ` menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh bisa menjadi metode yang tiada bandingannya. Ilmiah dan alamiah karena berasal dari kesempurnaan akal melalui proses berfikir (aqliyah), juga diyakini bersifat pasti (qath’i), karena berasal dari wahyu dan misykat nubuwwah.
Rasulullah ` mengajarkan bagaimana pola hidup sehat dimulai dari pola makan yang halal, sehat, dan thoyyib. Penyakit datang kebanyakan bersumber dari perut, karenanya lambung harus terjaga. Harus diisi secara seimbang antara makanan, air dan udara. Kalau tidak, bisa bermasalah. Beliau juga tidak pernah menggabungkan makanan karbohidrat dan protein hewani. Tidak pula makan daging dan susu secara bersamaan.
Terkait bumbu makanan, Rasulullah ` menganjurkan memulai makan dengan garam dan mengakhiri dengan garam, karena dalam garam terkandung obat dari 70 macam penyakit, di antaranya adalah gila, kusta, lepra, sakit perut (segala macam penyakit yang berkaitan dengan perut) dan sakit gigi.
Rasulullah ` juga menganjurkan melazimi mengonsumsi madu, zaitun dan habbatussauda. Rasulullah ` juga menyukai tepung talbinah yang berwarna merah keunguan dan sering dibuat bubur. Tepung talbinah dapat mengobati penyakit liver dan membantu mengurangi kesedihan.
Tekhnik pengobatan thibbunnabawy lainnya adalah bekam, baik untuk melancarkan aliran darah maupun ruqyah. Rasulullah ` juga melarang menahan buang air kecil, belakangan diketahui hal itu dapat menganggu kinerja ginjal. Saat sebelum berwudhu adalah waktu yang tepat buang air kecil. Begitu seterusnya.
Allah-lah Yang Menyembuhkan
Menurut Imam Ibnu Qayyim Al- Jauziyah v, “Keyakinan adalah doa”. Dengan prinsip pengobatan yang tepat jenis, dosis yang sesuai, cara yang tepat disertai doa dan keyakinan, apalagi di waktu yang tepat, maka tidak ada penyakit yang tak bisa diobati kecuali kematian. Karenanya seseorang yang sakit hendaknya memperbanyak istighfar dan berdoa memohon kepada Allah agar dijauhkan dari segala kemudharatan dan bisa mengambil pelajaran dari penyakit yang dideritanya.
Dari Jabir a Rasulullah ` bersabda, “Setiap penyakit ada obatnya, Maka bila obat itu mengenai penyakit akan sembuh dengan izin Allah k.” (HR. Muslim).
Apapun pengobatan yang dilakukan harus dibarengi keyakinan bahwa kesembuhan berasal dari Allahl. Jika seseorang meyakini kesembuhan bukan dari Allah, maka itu perbuatan syirik. Ibnul Qayyim t berkata, berpalingnya manusia dari cara pengobatan nubuwwah seperti halnya berpalingnya mereka dari pengobatan dengan Al-Quran.
Harta sama sekali tidak akan dapat membeli kebahagiaan bagi orang-orang yang bernasib sial, atau membeli kesehatan bagi orang yang sakit, atau membuat optimis orang yang sedang pesimis. Lantas, mengapa kita tidak menyadari nilai kesehatan kecuali saat kita sakit? Wallahu a’lam.