spot_img
BerandaKajian OASETrik Keluarga Bebas Hutang

Trik Keluarga Bebas Hutang

- Advertisement -spot_img

Trik Keluarga Bebas Hutang

Seri Manajemen Keuangan Keluarga

Naufal Masunika

 

Ada ungkapan, sikap hidup jauh lebih penting daripada fasilitas hidup. Tidak terlalu sulit kita menemukan, orang-orang yang secara materi dan fasilitas berkelimpahan, namun tidak menemukan makna kebahagiaan. Gaya hidupnya sendiri membuatnya capek dan penat mengejar sesuatu yang tidak jelas dan selalu dirundung kesedihan. Seperti meminum air laut yang tak pernah bisa menghilangkan dahaga. Bahkan semakin diminum membuat kerongkongan terasa semakin kering dan kehausan. Syahwat dunianya yang menggebu-gebu membuatnya tak pernah terpuaskan hingga ajal menjemputnya. “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu mendatangi kubur.” (At-Takasur)

 

Sikap Hidup Sederhana dan Qona’ah

Banyak permasalahan keuangan keluarga terjadi, bukan karena memiliki keterbatasan secara ekonomi, namun lebih kepada buruknya sikap hidup dan ketidakmampuan mengelola keuangan keluarga. Berapapun penghasilan tidak bisa memenuhi kebutuhan disebabkan pengaturan keuangan yang amburadul. Akibatnya terlilit hutang dan nyaris tidak mampu keluar dari jeratnya. Kalaulah bukan dikarenakan sangat terdesak atau darurat sifatnya, hutang akan lebih baik jika bisa dihindari.

Nabi memperingatkan sangat keras kepada umatnya yang berhutang. Dari Ibnu ‘Umar a, Rasulullah n bersabda,

مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِىَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ

Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih). Ibnu Majah juga membawakan hadits ini pada Bab “Peringatan keras mengenai hutang.

Nabi mengajarkan sikap hidup qona’ah sebagai ukuran keberuntungan. ”Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang cukup, dan qana’ah (merasa cukup) dengan rizki tersebut.” (HR. Ibnu Majah no. 4138)

Qanaah menjadi cara untuk melatih jiwa agar lebih berlapang dada dan menghindari seseorang dari sifat rakus terhadap hal-hal duniawi. Dengan bersikap qanaah, maka seseorang dapat senantiasa bersyukur atas apa saja yang Allah berikan kepadanya. Demikian penjelasan Al Hujjatul Syekh Imam Al-Ghazali dalam kitab Mukhasyafatul Qulub.

 

Manajemen Keuangan Keluarga

Penting dalam keluarga mengenali karakter, siapa yang lebih bisa disiplin dalam mengelola keuangan dan siapa yang boros dan sembrono membelanjakan. Seorang laki-laki yang biasanya lebih rasional belum tentu lebih cakap dalam mengelola keuangan. Demikian pula perempuan yang lebih emosional tidak selalu identik dengan boros meskipun tabiatnya senang belanja.

Keberadaan bendahara keluarga, baik suami atau istri selaku pemegang kendali keuangan rumah tangga ini akan menentukan seberapa baik manajemen keuangan keluarga. Ialah yang membuat anggaran keuangan bulanan dan mingguan. Ia pula yang akan mengatur siapa yang diserahi uang belanja tertentu, siapa yang mengatur pengeluaran harian yang kecil-kecil tapi rutin seperti keperluan dapur, uang saku anak, atau tagihan rekening bulanan dan siapa yang berperan dalam perencanaan pengeluaran yang besar seperti sewa-beli rumah, kendaraan, atau investasi.

Pengelola keuangan keluarga sebaiknya memiliki catatan pengeluaran. Selain untuk kedisiplinan dan membentuk kebiasaan sehat finansial, juga untuk memudahkan melakukan evaluasi. Termasuk mengenali pola belanja yang cenderung boros dan faktor-faktor pemicunya, sehingga berguna di masa mendatang.

 

Kelola Semua Pendapatan dan Tentukan Prioritas

Miliki sikap optimis seberapapun penghasilan kita saat ini. Tetapkan daftar skala prioritas pembiayaan sesuai kesepakatan bersama, lalu disusun berdasar kepentingannya. Mana pembiayaan yang lebih penting dan mendesak, mana yang penting tapi bisa ditunda dengan mencicil atau membiasakan diri menabung serta mana yang memang tidak penting dan tidak diperlukan. Kemudian hal ini dijadikan panduan pengeluaran kebutuhan rutin setiap bulannya. Baik pula jika begitu kita menerima gaji atau pemasukan lainnya, kita membaginya dengan sistem amplop. Masing-masing amplop mewakili jenis pos pembiayaan yang ada. Termasuk cicilan hutang. Hitung seluruh hutang yang harus dibayar, dan tentukan pula prioritas pembayarannya.

 

Menyesuaikan Lifestyle dengan Keadaan

Saat keuangan kita pas-pasan dan masih kondisi berhutang, kita bisa merencanakan penundaan atau pembatalan keperluan yang tidak mendesak. Kencangkan ikat pinggang dan kendalikan pengeluaran dengan berhemat. Fokus dan konsisten untuk melunasi hutang dengan cepat dengan cara melakukan pembayaran tepat waktu. Lalu menghentikan hutang konsumtif dan pola gali lubang tutup lubang. Ingat, status berhutang membuat pelakunya mendapatkan kehinaan di siang hari dan kegelisahan di malam hari.

Umar bin Abdul Aziz berkata, “Aku wasiatkan kepada kalian agar tidak berhutang, meskipun kalian merasakan kesulitan, karena sesungguhnya hutang adalah kehinaan di siang hari kesengsaraan di malam hari, tinggalkanlah ia, niscaya martabat dan harga diri kalian akan selamat, dan masih tersisa kemuliaan bagi kalian di tengah- tengah manusia selama kalian hidup.”

 

Memaksimalkan Pemanfaatan Uang Ketika Sedang Lapang

Saat kondisi anggota keluarga baik-baik saja, sehat, keuangan agak longgar dan cenderung stabil, hendaknya maksimalkan dana untuk melunasi hutang. Kalaupun berinvestasi hendaknya ia tahu apa keuntungan dan risikonya.

Selain itu, juga bisa menyisihkan sejumlah dana khusus di luar belanja rutin secara disiplin untuk ditabung dan sebagai dana cadangan serta tidak akan mengambilnya kecuali situasinya betul-betul darurat.

Singkirkan latte factor, yaitu pengeluaran kecil tidak terlalu terasa, tetapi dampaknya cukup berarti bagi keuangan. Maka, jangan remehkan uang receh! Sebaliknya, recehan bisa dikumpulkan secara rutin di suatu tempat khusus. Dan bersiaplah terkejut dengan dana yang akan terkumpul nanti. Sering kali tidak menduga, jumlah akhirnya yang ternyata tidak sedikit.

 

Jangan lupakan sedekah

Selain menjadikan kaya hati, bersedekah akan menambah nilai barakah harta. Banyak orang yang akan mendoakan kebaikan tersebut.

Jika kebiasaan mengelola keuangan yang sehat telah terbentuk dalam diri kita, bukan mustahil kita akan berhasil terbebas dari hutang. sehingga tidak lagi menutup akhir bulan dengan kembali berhutang. Sebab permasalahan terbesar sebenarnya bukanlah karena minimnya penghasilan, tetapi lebih kepada manajemen pengelolaannya. Agar bertambahnya pendapatan tidak malah membuat kita resah, hanya karena gaya hidup yang juga ikut berubah. Wallahua’lam.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Stay Connected

3,300FansSuka
158PengikutMengikuti
1,470PelangganBerlangganan

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here