MENJADIKAN RASULULLAH SEBAGAI IDOLA
Oleh: Ust. Muhammad Amru Nur Kholis
( Staf Pengajar Ponpes Miftahul Huda Sambi)
اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، اَمَّا بَعْدُ٠
فَيَاعِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ:
يَٰااَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَٰاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَٰاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامِ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَٰاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمَّا بَعْدُ.
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمَّدٍ صَلّٰى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Jama’ah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah Ta’ala
Sang Idola. Begitulah masyarakat sekarang melihat bintang film, atlit, atau tokoh-tokoh muda yang terkenal lewat layar kaca. Biasanya faktor yang paling menarik perhatian para remaja dan masyarakat secara umum ketika mengidolakan seseorang adalah fisiknya. Ganteng atau Cantik. Baru talent atau bakat yang dimiliki seperti kemampuannya berakting, bernyanyi, atau prestasi di bidang-bidang lainnya. Jarang ditemukan orang yang secara fisik biasa-biasa saja, tetapi menjadi idola para remaja kebanyakan. Begitu juga kepribadian atau karakter yang dimiliki, merupakan nomor kesekian yang dijadikan bahan pertimbangan ketika seseorang remaja mengidolakan seorang bintang.
Hasil dari pengidolaan ini bermacam-macam, dari mulai mengikuti apa yang dikenakan sang idola, mengunjungi tempat-tempat yang sering dikunjungi sang idola, sampai meniru segala sesuatu yang dilakukan oleh sang idola. Sampai ada suatu kejadian tragis, ketika seorang bintang idola meninggal, beberapa orang fansnya rela ikut membunuh dirinya karena kesetiaan yang di luar akal sehat. Allah Ta’ala berfirman tentang mereka,
إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ (166) وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ
“(yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa, dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya Kami dapat kembali (ke dunia), pasti Kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.” [QS. Al-Baqarah: 166 – 167]
Ma’asyiral muslimin yang dimuliakan Allah Ta’ala
Bila kita memperhatikan fenomena memasyarakat saat ini di dalam mencari panutan atau sang idola, maka kita akan menemukan hal yang sangat kontras dengan apa yang terjadi pada abad-abad terdahulu.
Kalau dulu, orang begitu mengidolakan manusia-manusia pilihan dan berakhlaq mulia di kalangan mereka seperti para ulama’ dan orang-orang yang shalih. Maka, kondisi itu sekarang sudah berubah total. Orang-orang sekarang cenderung menjadikan manusia-manusia yang tidak karuan dari segala aspeknya sebagai idola. Mereka mengidolakan para pemain sepak bola, kaum selebritis, paranormal dan tokoh-tokoh maksiat pada umumnya. Anehnya, hal ini didukung oleh keluarga bahkan diberi spirit sedemikian rupa agar anaknya kelak bisa menjadi si fulanah yang artis, atau si fulan yang pemain sepak bola dan seterusnya. Lebih aneh lagi bahwa mereka berbangga-bangga dengan hal itu.
Tentunya ini sangat ironis karena sebagai umat Islam yang mayoritas seharusnya mereka harus memahami ajaran agama secara benar. Dengan memahami agama secara benar, maka ia akan tahu siapa yang harus dijadikan idola, dan siapa yang seharusnya dijauhi dan tidak pantas menjadi idola. Sungguh kesalahan yang fatal jika seseorang salah dalam menentukan idolanya. Karena ia akan dikumpulkan diakhirat bersama orang yang diidolakan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تَرَى فِى رَجُلٍ أَحَبَّ قَوْمًا وَلَمَّا يَلْحَقْ بِهِمْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ ».
Dari Abu Wâ-il dari ‘Abdullah (bin Mas’ud), dia berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah sembari berkata: ‘wahai Rasulullah! Apa pendapatmu terhadap seorang laki-laki yang mencintai suatu kaum padahal dia belum pernah (sama sekali) berjumpa dengan mereka?’. Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Seseorang itu adalah bersama orang yang dia cintai.” [HR. Muslim].
Jama’ah Shalat Jum’ah yang dimuliakan Allah Ta’ala
Anas bin Malik mengomentarinya: “Setelah keislaman kami, tidak ada lagi hal yang membuat kami lebih gembira daripada ucapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam, ‘engkau bersama orang yang engkau cintai’.” Lalu Anas melanjutkan: “Kalau begitu, aku mencintai Allah dan Rasul-Nya, Abu Bakar serta ‘Umar. Aku berharap kelak dikumpulkan oleh Allah bersama mereka meskipun aku belum berbuat seperti yang telah mereka perbuat”.
Allah Ta’ala juga memerintahkan kita mengikuti idola yang paling baik yaitu Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi Wasallam. Allah Ta’ala berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [QS. Al-Ahzab : 21 ].
Bahkan pada sebagian masyarakat kita, telah muncul gejala yang lebih serius dan mengkhawatirkan lagi, yaitu pengkultusan terhadap sosok yang dianggap sebagai tokoh tanpa menyelidiki terlebih dahulu sisi ‘aqidah dan akhlaqnya. Tokoh idola ini diikuti semua perkataan dan ditiru semua perbuatannya tanpa ditimbang-timbang lagi, apakah yang dikatakan atau dilakukan itu benar atau salah menurut agama bahkan sebaliknya, perkataan dan perbuatannya justru menjadi acuan benar tidaknya menurut agama… Naûdzu billâhi min dzâlik.
Yang lebih memilukan lagi, sang idola yang tidak ketahuan juntrungannya tersebut memposisikan dirinya sebagaimana yang dianggap oleh para pengidolanya. Mereka berlagak sebagai manusia-manusia suci pada momen-momen yang memang suci seperti pada bulan Ramadhan, hari Raya ‘Iedul Fithri dan ‘Iedul Adlha. Bahkan ada di antara mereka yang berlagak menjadi seorang ustadz dalam rangka mengelabuhi para penggemarnya.
Keliru Idola Bisa Jadi Musyrik
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah…….
Dalam Islam, bentuk pengidolaan sampai mengikuti seluruh sepak terjang sang idola selain kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, bisa dikategorikan sebagai salah satu dosa besar. Dan bahkan bisa menjadikan seseorang terjerumus pada kemurkaan Allah Ta’ala dan kesyirikan. Ada beberapa hal yang bisa menjadikan seseorang terjerumus di antaranya ;
Pertama, jika seseorang mengikuti segala perilaku sang idola dalam hal-hal yang dimurkai Allah. Misalnya, bila sang idola menganggap dugem itu adalah sesuatu yang ‘cool’, maka para remaja ikut-ikutan menyenangi tempat dugem seperti yang diidolakan. Contoh lain, bila sang idola memakai baju seksi, yang memperlihatkan seluruh bentuk tubuhnya. Dengan serta merta para fans mengikuti gaya berpakaian sang idola tersebut.
Inilah yang disebut dengan tasyabbuh, yaitu meniru-niru kebiasaan orang-orang kafir. Islam sangat melarang hal tersebut sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ .
“Dari Ibnu ‘Umar berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: ‘Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka.’” [ HR. Abu Daud ].
Kedua, jika seseorang mencintai sang idola melebihi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Sehingga mereka rela melakukan apa pun untuk hanya sekedar bertemu sang idola. Bahkan sampai mengorbankan nyawa dan harta untuk bertemu sang idola. Bila tingkat kecintaan seseorang kepada sang idola melebihi cintanya kepada Allah, sampai-sampai bersedia melakukan apa pun agar bisa diperhatikan sang idola, maka jatuhlah ia kepada syirik yang dimurkai Allah. Allah Ta’ala berfirman :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). [QS. Al-Baqarah : 165].
Ibnu Katsir menjelaskan : yang dimaksud andad adalah tandingan yang mereka ibadahi bersamaan dengan Allah, dan mereka mencitai sebagaimana cinta mereka pada Allah. Dialah Allah yang tidak ada ilah selain-Nya, dan tidak ada lawan serta tandingan bagi-Nya. Dan tidak ada serikat bagi-Nya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ قَالَ « أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهْوَ خَلَقَكَ »
Dari Abdullah (Abdullah bin Mas’ud) aku bertanya pada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam : “Dosa apakah yang paling besar ?.” Beliau berkata : ‘engkau jadikan untuk Allah tandingan sedangkan dia menciptakanmu.’” [HR. Bukhari ].
Jangan jadikan selain Allah sesuatu yang lebih kita cintai, dan jadikanlah Allah dan rasul-Nya sesuatu yang paling kita cintai.
Rambu-Rambu Dalam Memilih Idola
Kaum Muslimin sidang jum’ah Rahimakumullah….
Ada beberapa rambu-rambu yang harus diketahui setiap muslim dalam menjadikan seseorang sebagai idola. Karena menjadikan seseorang idola itu diperbolehkan dengan beberapa catatan di bawah ini.
Pertama, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam harus kita jadikan idola sebelum yang lainnya. Karena memang beliau adalah sebaik-baik idola. Apa pun yang dilakukan oleh Rasulullah, selalu berdampak baik untuk kita. Lebih dari itu, mengikuti setiap gerak-gerik Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam akan mendatangkan pahala bagi kita. Hal ini tidak akan terwujud kecuali dengan mendalami kehidupan beliau lewat kitab-kitab sirah.
Kedua, bila kita mengidolakan seseorang, semuanya karena ingin mencari ridho Allah Ta’ala. Artinya, jika mengidolakan seseorang pasti idola tersebut seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu adalah para ulama’ dan sholihin. Bukan para bintang film dan sinetron yang dibenci Allah karena banyak melanggar aturan-aturan Islam.
Ketiga, meskipun kita mengidolakan seorang ulama’, kita harus tetap mengingat, bahwa ia juga manusia. Tentu banyak sekali kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Bisa saja orang tersebut terkenal lewat berbagai media. Padahal mungkin banyak kekurangan yang tersembunyi, yang kita tidak mengetahuinya. Islam telah menetapkan bahwa tidak ada yang ma’sum kecuali Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Keempat, menyadari bahwa kelebihan yang dimiliki sang idola, berupa ilmu yang banyak serta hikmah merupakan anugerah dari Allah Ta’ala. Semua itu sebagai ujian baik untuk diri sang idola sendiri, maupun orang-orang yang mengidolakannya.
Sebagai penutup, marilah kita amalkan do’a yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana disebutkan dalam hadist beliau,
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu cintamu, dan cinta orang-orang yang mencintaimu, dan amalan yang menyampaikanku pada kecintaan-Mu, ya Allah jadikanlah cinta kepada-Mu lebih aku cintai kepadaku dari pada diriku dan hartaku.” [ HR. Hakim ]
Demikianlah khutbah yang kami sampaikan. Semoga dapat meningkatkan iman dan taqwa kita pada Allah Ta’ala.
جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلفَائِزِيْنَ اْلآمِنِيْنَ * وَأَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ * فقـد قَالَ تَعَالَى * وَالْعَصْرِ (*) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (*) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Khutbah Kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ:
إِنَّ اللهَ وَمَلَآئَكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ أَجْمَعِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Download PDF Materi Khutbah Jum’at
MENJADIKAN RASULULLAH SEBAGAI IDOLA
di sini :
Semoga bermanfaat!