spot_img
BerandaKajian OASEMemahami Jalan Kebenaran Dan Kesesatan

Memahami Jalan Kebenaran Dan Kesesatan

- Advertisement -spot_img
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,  وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ,  اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ .يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا)  أَمَّا بَعْدُ

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,

Allah ta’ala telah menggariskan dua jalan dalam kehidupan seseorang. Tidak ada jalan lain kecuali dua jalan tersebut. Yang pertama adalah jalan kebenaran. Jalannya para nabi dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Jalannya orang orang shalih, shiddiqinn dan syuhada’. Jalan yang terjal dan berkelak kelok. Penuh dengan derita dan pengorbanan. Tetapi kesudahannya adalah surga.

وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقاً

Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin , orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” QS. An Nisa’ : 69.

Dan yang kedua adalah jalannya Iblis dan balatentaranya. Jalan yang dipenuhi dengan syahwat dan kesenangan. Syahwat perut, syahwat kemaluan dan syahwat berbagai kenikmatan dunia. Dan tidaklah ada aturan yang dijunjung tinggi kecuali dilandaskan atas syahwat semata. Tetapi semua itu akan berakhir dengan kesengsaraan yang tidak akan berakhir yaitu neraka.

Allah Ta’ala telah menyebutkan dalam banyak ayat tentang dua hal tersebut;

إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِراً وَإِمَّا كَفُوراً

Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (QS. Al-Insan: 3).

Jalan kebenaran

Jalan kebenaran adalah jalan yang pernah ditempuh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, itulah satu-satunya jalan yang bisa mengantarkan seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla. Kebodohan akan jalan ini, akan menjadikan seseorang mendapatkan kesengsaraan. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah menjelaskan bahayanya tidak mengetahui jalan kebenaran ini, beliau mengatakan,

اَلْجَهْلُ بِالطَّرِيْقِ وَ آفَاتُهَا وَ الْمَقْصُوْدُ يُوْجَبُ التَّعَبُ الْكَثِيْرُ، مَعَ الْفَائِدَةُ الْقَلِيْلَةُ

Ketidaktahuan terhadap jalan kebenaran ini dan rintangan-rintangannya, serta tidak memahami maksud dan tujuannya, akan menghasilkan kepayahan yang sangat, disamping itu faedah yang didapatkanpun sedikit” (Sittu Duror, hal. 54).

Sedangkan jalan kebenaran itu hanyalah satu. Dan jalan kesesatan itu sangat banyak. Tetapi hakekkatnya hanyalah satu, yaitu sama sama sesat. Dalam hadist disebutkan ;

خَطَّ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله ُعليه وسلم خَطًّا بِيَدِهِ ثُمَّ قالَ: “هَذا سَبِيْلُ اللهِ مُسْتَقِيْمًا” وَخَطَّ عَنْ يَمِيْنِهِ وَشِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ: “هَذِهِ السُّبُلُ لَيْسَ مِنْهَا سَبِيْلٌ إِلا عَليْهِ شَيْطانٌ يَدْعُوْ إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ ” وَأَنّ هَذا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ  وَلاَ تَتَّبِعُوْا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهِ” رواه الإمام أحمد بن حنبل عن عبد الله بن مسعود

“Rasulullah SAW telah menggaris dengan tangannya sendiri, lalu bersabda: “Ini adalah jalan Allah yang lurus” dan beliau menggaris lagi sebelah kiri dan sebelah kanan, lalu bersabda: “Inilah jalan-jalan yang di mana tiada satu jalanpun kecuali di atas ada syetan yang menyeru kepadanya. Kemudian Beliau membaca ayat ini; “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” QS 6:153.

Kisah para penempuh kebenaran dari zaman ke zaman selalu dipenuhi dengan perjuangan dan kelelahan. Tetapi selalunya berakhir dengan keindahan. Nabi Nuh berdakwah hingga 950 tahun lalu diuji dengan membuat perahu dan banjir bandang. Sedangkan istri dan anak beliau ikut tenggelam oleh banjir.

Nabi Ibrahim karena kebenaran harus berhadapan dengan ayahnya dan penguasa dzalim. Hingga beliau dibakar oleh raja Namrudz karena dakwah beliau. Tetapi api tak dapat membakarnya karena Allah jadikan api menjadi dingin. Karena perintah Allah, nabi Ibrahim meninggalkan nabi Ismail dan ibunya di padang pasir gersang tanpa seorangpun. Tetapi Allah Ta’ala hari menjadikan padang pasir tesebut sebagai tempat haji seluruh kaum muslimin di seluruh dunia.

Dan yang terakhir adalah baginda Rasulullah Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi yang didustakan oleh penduduk Makkah hingga beliau dan para sahabat berhijrah ke Madinah. Berjihad memerangi musuh hingga jazirah arab takluk dibawah naungan islam.

Jalan kebenaran ini harus terus dipegangi meski dalam kondisi berat. Harus dipegangi meski pengikutnya hanya sedkit. Dan harus terus dipegangi meski berkorban dengan harta dan nyawa. Karena perih dan beratnya ujian dalam memegangi kebenaran akan diganjar dengan jannah.

Sebagian salaf mengatakan,

عَلَيْكَ بِطَرِيْقِ الْحَقِّ وَلاَ تَسْتَوْحَشُ لِقِلَّةِ السَّالِكِيْنَ وَإِيَّاكَ وَطَرِيْقِ الْبَاطِلِ وَلاَ تَغْتَرُّ بِكَثْرَةِ الْهَالِكِيْنَ

Hendaklah engkau menempuh jalan kebenaran. Jangan engkau berkecil hati dengan sedikitnya orang yang mengikuti jalan kebenaran tersebut. Hati-hatilah dengan jalan kebatilan. Jangan engkau tertipu dengan banyaknya orang yang mengikuti yang kan binasa” (Madarijus Salikin, 1: 22).

Kedua; jalan kesesatan.

Jalan kesesatan adalah jalan yang ditempuh oleh Iblis dan balatentaranya dari kalangan jin dan manusia. Setelah Iblis durhaka kepada Allah dengan tidak taatnya ia saat diperintahkan untuk sujud, Iblis akhirnya diusir dari Jannah. Iblis memohon kepada Allah untuk ditangguhnya kehidupannya hingga hari kiamat, dan Allah Ta’ala mengabulkannya. Akhirnya Iblis bersumpah untuk menyesatkan seluruh manusia, sehingga banyak diantara mereka yang kufur kepada Allah Ta’ala.

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ #إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

Iblis berkata : “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka“. QS. Al Hijr 39-40.

Jama’ah shalat jum’at yang dimulyakan Allah Ta’ala

Dari sini setan telah mengumumkan permusuhaan busuk kepada anak Adam. Maka dia memulai dengan menghias kemaksiatan dan menggoda dengan mereka untuk melakukan  perkara haram dan kemunkaran. Sehingga banyak orang terpedaya, sehingga terjerumus dalam kemaksiatan dan kemunkaran.

وَلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ إِبْلِيسُ ظَنَّهُ فَاتَّبَعُوهُ إِلَّا فَرِيقاً مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ

“Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang beriman.” (QS  Saba: 20)

Semua prilaku anak adam, seperti kekufuran, pembunuhan, permusuhan, kebencian, merebaknya kejelekan dan perzinaan, para wanita yang bersolek di muka umum, meminum khamar, menyembah berhala dan melakukan dosa besar, itu semua adalah jalan setan untuk menghalangi manusia dari jalan Allah dan merusak orang-orang agar terjerumus bersamanya ke dalam neraka Jahanam.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأَنصَابُ وَالأَزْلاَمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ # إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاء فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللّهِ وَعَنِ الصَّلاَةِ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan seitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. Al-Maidah:  90-91)

Allah telah memperingatkan kepada kita berjalan di belakang setan dan mengikuti langkah-langkah setan dalam firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar.” (QS. An-Nur: 21)

Ingatlah bahwa setan dari golongan jin dan manusia adalah musuh yang nyata. Allah Ta’ala berfirman ;

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوّاً إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” QS. Faathir : 6.

Banyak orang yang membenci Iblis dan setan. Tetapi jalan yang ditempuh Iblis malah mereka ikuti. Banyak orang yang tahu bahwa kemaksiatan akan menjadikan seseorang sengsara dunia dan akhirat. Tetapi tetap saja bermaksiat dan tidak mau berhenti.

Pada hari kiamat, hari kejujuran dan keadilan. Maka setan mengaku akan kejahatannya dan mengumumkan  di hadapan para makhluk bahwa Allah adalah benar sementara dia adalah pembohong. Tidak ada celaan baginya, akan tetapi celaan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikutinya. Setiap orang yang mengikutinya akan menyesal, akan tetapi waktu itu tidak bermanfaat lagi penyesalan itu.

وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الأَمْرُ إِنَّ اللّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدتُّكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُم مِّن سُلْطَانٍ إِلاَّ أَن دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلاَ تَلُومُونِي وَلُومُواْ أَنفُسَكُم مَّا أَنَاْ بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِن قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (QS. Ibrahim: 22).

Sebelum penyesalan itu tidak ada arti lagi, maka marilah berusaha untuk mempelajari jalan jalan setan. Kemudian menjauhi dengan sekuat tenaga. Mohonlah pertolongan pada Allah agar diselamatkan darinya. Dan mohonlah agar di istiqamahkan pada jalan kebenaran. Karena tidak ada yang dapat mengistiqamahkan seseorang dalam kebenaran kecuali hanya Allah Ta’ala.

Demikina khotbah yang dapat kami sampaikan. Ada benarnya datang dari Allah Ta’ala. Ada salahnya datang dari saya sendiri karena bisikan setan. Dan saya beristighfar kepada Allah Ta’ala.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.

📌 Jika Allah tidak meneguhkan hatimu di atas agama-Nya, niscaya syubhat (kerancuan akidah) akan menguasaimu dan hawa nafsu akan merasukimu.

📌 Begitu banyak ulama yang telah menghabiskan umurnya di antara tumpukan kitab dan tinta, namun ternyata Allah tidak berkenan menjaga akidah mereka. Mereka pun kafir kepada Allah. Di antara mereka ada yang menjadi ahli bid’ah (gembong kebid’ahan).

📌 Sementara engkau…dengan amalmu yang sedikit ini… masih diberi taufik untuk sujud kepada-Nya? Bukankah itu bukti bahwa Allah, al-Hafizh, telah menjaga agamamu?!

📌 Dahulu ada seorang alim yang bernama Abdullah al-Qashimi. Dia telah menyusun sebuah kitab yang berisi pembelaan terhadap agama Allah. Kitab itu berjudul _ash-Shira’ baina al-Islam wa al-Watsaniyah_ (Konflik Antara Islam dan Paganisme). Khalayak telah mengumumkan bahwa karyanya tersebut adalah mahar yang diserahkan untuk memperoleh surga. Mimbar Masjid al-Haram telah berulang kali memuji dirinya.

Namun, beberapa tahun berselang jari-jari kesesatan perlahan mengetuk pintu hatinya –wal ‘iyadzu billah-. Berbagai syubhat telah membangun rumah-rumah keraguan di sekitar pikirannya! Dia pun berujung pada kesimpulan bahwa sesuatu yang telah menjadi aksioma dalam agama dipandang sebagai suatu hal yang _mumkinaat_ (tidak bernilai pasti) dan sesuatu yang menjadi standar kebenaran dalam agama dipandang sebagai suatu pendapat semata yang dapat diterima ataupun ditolak.

Di bawah pengaruh syubhat, dan di antara tumpukan kesesatan yang berada dalam pikiran, dia menggoreskan pena dan menyusun kitab yang menyerang Islam, sebuah kitab yang berjudul _Hadzyi Hiya al-Aghlal_ (Inilah Belenggu Itu!). dalam buku tersebut dia mengatakan, _“Agama Allah ini mengurung, membelenggu, dan mengekang!”_ Kita memohon perlindungan kepada Allah dari ketergelinciran dalam agama!

📌 *Saudaraku, Allah adalah al-Hafizh, Dia-lah Dzat yang menjaga agamamu, bukan sekumpulan informasi yang ada di kepalamu! Karena itu jangan terpedaya dengan ilmu yang kau miliki; Jangan tertipu dengan hafalan Qur’an-mu; Jangan terkecoh karena penampilanmu yang nyunnah! Demi Allah, niscaya engkau akan tersesat jika Allah tidak menjaga agamamu!*

📌 Tahukah engkau Bal’am bin Baura ? Dialah seorang ulama yang diberikan keistimewaan ilmu sehingga mengetahui nama-nama Allah yang agung. Dengan nama-nama tersebut, dia bisa berdo’a kapan pun kepada-Nya dan akan dikabulkan. Meski demikian, pengetahuannya terhadap nama-nama Allah yang agung tersebut tidak mampu menolongnya dari kesesatan sehingga dia pun binasa bersama orang-orang yang binasa.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Stay Connected

3,300FansSuka
158PengikutMengikuti
1,470PelangganBerlangganan

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini