spot_img
BerandaKajian OASEMENJAGA HAK ALLAH, BAGIAN DARI KESUKSESAN KELUARGA KITA

MENJAGA HAK ALLAH, BAGIAN DARI KESUKSESAN KELUARGA KITA

- Advertisement -spot_img

MENJAGA HAK ALLAH, BAGIAN DARI KESUKSESAN KELUARGA KITA

 

Muqoddimah

Shahabat oase yang berbahagia, hak Allah seharusnya menjadi sebuah kewajiban yang kita dahulukan daripada urusan lain, sebuah keluarga sudah semestinya lebih bersemangat dan bersegera menyambut hat-hak Allah subhanahuwata’ala, karena hal ini merupakan bukti keimanan dan akhlak yang luhur serta ketinggian ma’rifat seorang hamba terhadap Rabbnya subhanahuwata’ala.

Dengan menjaga hak Allah subhanahuwata’ala, keluarga akan mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat. Kesuksesan dunia berupa penjagaan Allah dalam segala urusan dunia dengan mendapatkan rezeki sesuai dengan ketentuanNya dan kesuksesan akhirat berupa penjagaan Allah dari adzab api Neraka. Ini semuanya adalah ketentuan-ketentuan dan tanda-tanda kebesaran Allah rahasiakan dari pandangan manusia yang masuk dalam urusan ghoib Allah subhanahuwata’ala.

 

Hak Allah Yang Perlu Kita Tunaikan

Shahabat oase yang berbahagia, Sosok manusia mulia yang paling memahami hak-hak Allah, yang paling sempurna penghambaan dirinya kepada Allah, serta paling semangat dalam memberi kebaikan kepada makhluk, adalah Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim rahimahumallahu ta’ala dalam kedua kitab shahihnya dari sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu dia berkata:

 

قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ( يا معاذ, أ تدرى ما حق الله على عباد ؟ ) قال : الله و رسوله أعلم, قال : ( أن يعبدوه ولا يشركو به شيأ, , أ تدرى ما حقهم عليه ؟) قال : الله و رسوله أعلم, قال : (أن لا يعذبهم) و فى لفظ لمسلم : ( و حق العباد على الله عز و خل أن لا يعذب من لا يشرك به شيأ )

Artinya: Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “wahai Mu’adz, tahukah engkau apa hak Allah atas para hamba-Nya?” Mu’adz berkata: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, Beliau bersabda: (yaitu)“hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, (dan) tahukah engkau hak hamba terhadap Allah ?” Mu’adz berkata: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, Beliau bersabda : “Dia tidak akan mengadzab mereka”,

Shahabat oase yang berbahagia, dari hadits yang mulia ini secara umum mengandung tiga hal penting. Pertama : Tauhid Adalah Hak Allah Yang Paling Besar. Tauhid adalah hak Allah Ta’ala yang paling besar dan kewajiban yang paling wajib untuk ditunaikan seorang hamba, bahkan tauhid adalah sebab penciptaan jin dan manusia. Allah Azza wa Jalla berfirman:

 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya : tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu” (QS. Adz Dzariyat: 56).

Syaikh Muhammad At Tamimi rahimahullah berkata: “arti dari untuk beribadah kepadaKu’ dalam ayat tersebut adalah untuk mentauhidkan Allah. Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin menyampaikan bahwa: “tauhid adalah perintah Allah yang paling agung, karena dia merupakan pondasi pokok yang seluruh perkara agama ini dibangun diatasnya, oleh sebab itu Nabi Shallallahu’alaihi wasallam memulai dakwah Beliau dengan tauhid dan memerintahkan para dai yang beliau utus untuk memulai dakwah mereka dengannya.”

Makna Tauhid secara etimologi (bahasa) adalah mashdar dari fi’il  “wahhada- yuwahhidu” yang artinya menjadikan sesuatu satu. Adapun secara syar’iyyah adalah mengesakan Allah pada hal-hal yang menjadi kekhususan bagi-Nya berupa rubbubiyyahuluhiyyah serta asma dan shifat-Nya.

Kedua, Larangan Berbuat kesyirik. Setelah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyebutkan tentang masalah tauhid, beliau kemudian menyebutkan apa yang menjadi lawan darinya yaitu kesyirikan, karena pengetahuan akan sesuatu tidak akan sempurna sampai mengetahui sesuatu yang menjadi lawannya, sebagaimana seseorang bisa menikmati rasa manis (dengan sempurna) setelah dia merasakan jeleknya rasa pahit.

Maka kesyirikan adalah lawan tauhid yang paling besar, tidak akan bertemu keduanya dalam diri seorang hamba melainkan salah satunya pasti hilang, baik hilang sebagiannya atau keseluruhannya. kesyirikan adalah dosa yang paling besar karena pelanggaran terhadap hak Allah, kesyirikan adalah kezaliman yang paling besar karena mempersembahkan ibadah kepada yang tidak berhak mendapatkannya, kesyirikan adalah sumber segala macam kesesatan dan merupakan jalan pintas tercepat menuju neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang jauh” (Q.S. An Nisa: 116).

Ketiga, Balasan Bagi Ahlu Tauhid. Diantara balasan dan keutamaan yang akan didapatkan oleh ahlu tauhid adalah mendapatkan keamanan dan petunjuk di dunia dan akhirat. Balasan selanjutnya seorang ahlu tauhid akan diampuni sebesar apapun dosanya, hal tersebut sebgaimana disebutkan dalam hadits dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata: saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: “wahai anak adam seandainya kalian mendatangi-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi dan kalian bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun maka sungguh Aku akan datang padamu dengan ampunan sepenuh bumi pula”

Balasan seorang muwahid berikutnya, Allah akan memasukan ke dalam Surga tanpa hisab. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang panjang yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari, ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menceritakan tentang beberapa kejadian di malam Isra’, Beliau bersabda: “kemudian saya melihat sekumpulan manusia yang sangat besar (jumlahnya), dikatakan kepadaku “mereka itu adalah umatmu, diantara mereka ada 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab –sampai perkataan beliau- “mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak melakukan kay (pengobatan dengan besi panas), tidak melakukan tathayur (menganggap bernasib sial dengan burung atau yang lainnya) hanya kepada Rabb merekalah mereka bertawakal”.

Shahabat oase yang berbahagia, semoga Allah memberi kekuatan dan keistiqomahan kepada kita semuanya dalam membina rumah tangga idaman sebagaimana rumah tangga Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Aamiin. (MHI)

 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Stay Connected

3,300FansSuka
158PengikutMengikuti
1,470PelangganBerlangganan

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini