Al qur’an adalah kemuliaan yang paling tinggi. Firman Allah Ta’ala yang turun kepada nabi yang paling mulia Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam. Allah turunkan al qur’an dari lauhul mahfudz ke langit dunia dengan penuh keberkahan dan di malam keberkahan yaitu lailatul qodar dan bulan keberkahan yaitu bulan Ramadhan. Allah nilai ibadah bagi mereka yang mau membacanya. Dan seseorang akan menjadi sebaik baik manusia jika mau untuk melajar dan mengajarkan al Qur’an.
Bahkan orang dianggap berilmu jika ia memeliki hafalan al qur’an. Semakin banyak ia hafal al qur’an, maka akan semakin banyak ia mendapatkan ilmu darinya. Allah Ta’ala berfirman ;
بَلْ هُوَ آَيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآَيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
Bahkan, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata, yang ada di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu..(QS. al-Ankabut: 49).
Allah Ta’ala memberikan berbagai keutamaan bagi mereka yang menghafal al qur’an. Diantara keutamaan itu adalah, Allah Ta’ala akan mengangkat derajad seseorang di dunia dan akhirat dengannya. Didahulukan untuk menjadi imam meski dari sisi umur lebih muda. Di dahulukan untuk dimasukkan ke dalam liang lahat jika ada mayyit yang sama sama dikubur dalam satu lobang. Dan ketika nanti di surga, ia akan Allah akan angkat derajadnya sebanyak ayat yang ia hafal saat di dunia. Semakin banyak ayat yang dihafal, maka akan semakin tinggi derajadnya di jannah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
Ditawarkan kepada penghafal al-Quran, “Baca dan naiklah ke tingkat berikutnya. Baca dengan tartil sebagaimana dulu kamu mentartilkan al-Quran ketika di dunia. Karena kedudukanmu di surga setingkat dengan banyaknya ayat yang kamu hafal.” (HR. Abu Daud 1466, Turmudzi 3162 dan dishahihkan al-Albani).
Maka sudah selayaknya bagi seorang muslim untuk berusaha menghafal al qur’an. Memprogram keluarga untuk berlomba dalam menghafal al qur’an. Dan lebih baik lagi jika seorang kepala keluarga akan memberikan hadiah pada anggota keluarga yang dapat menyelesaikan target target tertentu dalam menghafal al qur’an.
Orang yang memiliki hafalan sedikit dari al qur’an atau bahkan tidak hafal darinya kecuali beberapa surat, ibarat rumah yang kosong dan runtuh. Diriwayatkan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, ‘Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنْ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخَرِبِ
“Sesungguhnya orang yang tidak ada sedikitpun al-Qur`an di dalam rongganya, ia seperti rumah yang runtuh.” [ HR. at-Tirmidzi 2910 ].
Jika seseorang tidak berusaha menghafal al qur’an maka hafalannya akan digunakan untuk menghafal hal hal yang kurang manfaat atau bahkan dosa. Menghafal sya’ir syair nyanyian dan hafalan lainnya. Dan hal itulah yang akan menjadaikannya jauh dari Allah Ta’ala.
Mencetak penghafal al qur’an
Allah telah memuliakan para orang tua yang dapat mendidik anaknya menjadi seorang penghafal al qur’an. Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu… ” kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya, dan kedua orang tuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Quran.” (HR. Thabrani dalam al-Ausath 6/51, dan dishahihkan al-Albani).
Sungguh kemuliaan yang luar biasa bagi orang tua yang mampu menjadikan anak anak mereka penghafal al qur’an dan mengamalkannya. Maka sudah semestinya untuk menyusun rencana dalam merealisasikan tujuan tersebut.
Jika kita ingin anak menjadi penghafal qur’an tidak perlu dipaksa. Karena paksaan itu hanya membuat anak tertekan dan tidak enjoy menjalaninya. Tumbuhkan rasa ingin mempelajari Al-qur’an dari anak dengan sendirinya tanpa kita suruh. Bagaimana caranya?
Pertama, hiasi rumah dengan alunan bacaan ayat-ayat Al-qur’an baik melalui radio atau mp3. Dengan terus menerus diperdengarkan ayat Al-qur’an, maka anak akan terbiasa dan mulai mengikutinya. Lalu yang kedua, kondisikan keluarga dengan selalu membiasakan semua anggota keluarga untuk membaca Al-qur’an setelah shalat maghrib dan subuh. Karena anak adalah peniru terbaik, dia akan meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya. Maka, berilah contoh terbaik untuk ditiru oleh anak-anak kita.
Ceritakan tentang kisah-kisah dalam Al-qur’an yang berkaitan langsung dengan Si anak. Jika si anak namanya Ibrahim, maka dikisahkan tentang kisah nabi Ibrahim. Jika namanya Yusuf, maka kisahkan kisah nabi Yusuf dan lainnya.
Selain cara-cara di atas, orang tua juga bisa menanyakan langsung ke anak apakah anak mau menjadi seorang hafidz? Berikan saran dan jelaskan keutamaan-keutamaan mengapa mereka harus menjadi hafidz dan hafidzah. Utarakan maksud atau harapan kita kepada anak. Contohnya, orang tua bisa bilang, “Nak, Bunda ingin sekali kamu menjadi penghafal Al-qur’an. penghafal qur’an itu akan menjadi keluarganya Allah lho. Mau kan jadi keluarganya Allah?”
Untuk anak-anak yang masih kecil biasanya mereka diajarkan membaca iqro’ dulu sebelum mengenal Al-qur’an secara keseluruhan. iqro’ itu terdiri dari 6 jilid. Jika anak belum menyelesaikan sampai iqro’ 6 tapi dia sudah mempunyai keinginan untuk langsung membaca Al-qur’an, maka jangan dilarang keinginannya itu. Karena tidak ada syarat harus menyelesaikan iqro’ 6 dulu baru boleh beralih ke Al-qur’an, yang penting bimbingan orang tua yang penuh kesabaran.
Untuk balita yang masih cadel sekali pun, bisa kita bimbing untuk mempelajari Al-qur’an. Tapi banyak orang tua yang belum bisa mengajarkan Al-qur’an karena anaknya masih cadel. Jangan tunggu cadel anak kita hilang baru dikenalkan Al-qur’an. Tapi cadel dan pengenalan Al-qur’an bisa berjalan bersamaan.”
Bagi anak yang sudah agak besar bisa mulai dikenalkan dengan target. Ajak anak untuk membuat targetnya sendiri. Misal anak ingin menghafal satu hari satu halaman atau satu hari satu ayat pun tidak mengapa yang penting konsisten. Dengan membuat target sendiri, anak akan berusaha bertanggung jawab dan memenuhi janjinya. Orang tua bisa membantu dengan selalu mengingatkan target yang telah dia buat.
Mencetak anak yang hafidz dan hafidzah juga dapat dilakukan sejak dini yaitu sejak masa janin masih di dalam kandungan. Seorang ibu yang sedang hamil dapat membuat anaknya menjadi seorang hafidz sejak dalam kandungan dengan cara rajin tilawah, perdengarkan ayat-ayat Alqur’an pada janin. Lantunan ayat Al-qur’an yang diperdengarkan pada janin akan mempermudah anak mempelajari Al-qur’an, karena dia sudah tidak asing lagi dengan Al-qur’an yang sudah dia dengar sejak dalam kandungan. Jangan lupa perhatikan asupan gizi ibu hamil, terutama makanan yang halal. Hal itu wajib hukumnya untuk memudahkan proses anak menjadi hafidz. Suasana hati ibu hamil juga harus dijaga. Apa yang dirasakan, dilihat, dipikirkan, dimakan oleh ibu hamil, maka seperti itulah anak yang akan lahir nanti. Jadi seorang suami harus betul-betul menjaga perasaan, pikiran, makanan istrinya yang sedang hamil, agar anak yang lahir adalah anak yang memiliki kualitas baik.
Dalam masalah akademis, anak-anak penghafal Al-qur’an adalah termasuk anak-anak yang unggul di sekolahnya. Dengan hafalan Al-qur’an yang ada dalam dirinya, pelajaran-pelajaran sekolah yang lain akan terasa lebih mudah. Allah memudahkan segala urusan hamba-hambaNya yang mencintai Al-qur’an.
Lalu bagaimana jika anak mulai merasa bosan dan malas untuk menghafal?. Bosan adalah hal yang wajar dialami oleh siapa pun, apalagi anak-anak yang memang dunianya begitu dinamis. Jika hal itu mulai menyerang, sebaiknya yang kita lakukan adalah ingat niat awal untuk menghafal itu apa, lalu luruskan lagi niatnya. Sekali-kali berilah reward atau hadiah untuk mereka. Tidak harus mahal atau mewah, sesuatu yang kecil dan sederhana pun akan cukup membuat mereka semangat lagi. Lalu ajaklah anak untuk bermain permainan yang mereka sukai.
Terakhir, buatlah doktrin atau kalimat yang terus-menerus didengungkan di telingan mereka tentang nikmatnya menghafal Al-qur’an. Seperti kalimat ini “Mulai sekarang, seterusnya dan selamanya, menghafal Alqur’an itu sangat mudah dan menyenangkan buat kamu.” Ucapkan kalimat itu sesering mungkin pada anak. Insyaa Allah kemudahn itu akan datang, dan lihatlah keajaiban-keajaiban yang Allah turunkan padanya.
Kunci dari semua itu adalah do’a. Kekuatan umat Islam adalah do’a. Jangan berhenti berdo’a memohon pada Allah agar memudahkan kita dan keluarga kita untuk mencintai Al-qur’an. Semoga tips ini membatu para pembaca sekalian dalam melahirkan generasi hafidz hafidzah dari rumah kita.



