spot_img
BerandaKajian OASEAGAR DO’A TERKABUL

AGAR DO’A TERKABUL

- Advertisement -spot_img

AGAR DO’A TERKABUL

Allah Ta’ala yang Maha Mendengar akan mengabulkan do`a hamba-Nya. Setiap hamba yang berdo’a untuk kebahagiaan dunia maupun akhirat pasti Allah kabulkan. Walau mungkin pengabulan do’a tersebut tidak mesti dengan segera terlaksananya apa yang ia minta. Tetapi dengan ditundanya besuk diakhirat, atau dijauhkan dari musibah dan lain sebagainya. Tetapi juga bisa jadi memang do’a tersebut tidak terkabul karena kemaksiatan yang lakukan.

Masih sering didengar keluhan dari orang orang yang berdo’a, “setiap hari aku menengadahkan tangan memohan kepada Allah Ta’ala, tetapi apa yang aku mintanya tidak kunjung di jawab”. Timbul pertanyaan “Mengapa permohonan itu masih belum di kabulkan oleh Allah Ta’ala ?”. Mungkin karena masih banyak harta haram yang dipakai. Mungkin karena hati yang masih lalai. Dan mungkin karena yakin akan terkabulnya do’a, atau kurang optimis.

Penyebab terkabulnya do’a

Mengevaluasi dan bermuhasabah adalah hal yang penting. Perkara perkara yang menjadikan terkabulnya do’a harus dipelajari. Selanjutnya dilazimi dan diamalkan sekuat mungkin. Jika berbagai hal yang menghalangi sampainya do’a ditinggalkan, seseorang berdo’a diwaktu yang musjabah dan ditempat yang mustajabah, pasti Allah Ta’ala akan mengabulkan do’a tersebut. Entah pengambulannya dalam waktu dekat, atau setelah beberapa saat atau ditunda untuk diberikan diakhirat dengan jannah.

Allah ta’ala berfirman ;

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

Dan jika hambaKu bertanya padamu tentangKu, maka ketahuilah bahwasanya Aku ini dekat. Aku menjawab setiap doa dari orang yang berdoa hanya kepadaKu.” [Al-Baqarah: 186].

Pertama; memastikan apa yang dimakan, diminum dan dipakai adalah dari penghasilan yang halal. Semua orang pasti pernah dan bahkan sering untuk memanjatkan doa kepada Allah Ta’ala. Akan tetapi, coba amatilah do’a do’a yang dipanjatkan tersebut, berapa perbandingan antara doa yang telah dikabulkan dan yang belum?.

Bila seseorang merasa pernah berdoa memohon sesuatu kepada Allah akan tetapi ia merasa bahwa doa tersebut belum dikabulkan, maka ada baiknya bila orang tersebut mencari peyebab tidak terkabulkannya doa tersebut.

Diantara hal yang dapat menghalangi terkabulnya doa adalah makan, minum atau menggunakan harta haram. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Wahai umat manusia! Sesungguhnya Allah itu baik, tidaklah menerima kecuali yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kaum mukminin dengan perintah yang telah Ia tujukan kepada para rasul. Allah berfirman:

Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan: (Qs. Al Mukminun: 51). Dan Allah juga berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rizki-rizki baik yang telah Kami karuniakan kepadamu.” Selanjutnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seorang lelaki yang bersafar jauh, hingga penampilannya menjadi kusut lalu ia menengadahkan kedua tangannya ke langit sambil berkata: ‘Ya Rab, Ya Rab,’ sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dahulu ia diberi makan dari makanan yang haram, maka mana mungkin permohonannya dikabulkan.” (Riwayat Muslim)

Pada lelaki yang dikisahkan berdoa dalam hadits ini terdapat berbagai hal yang dapat mendukung terkabulkannya doa: 1. Sedang dalam perjalanan. 2. Mengangkat tangan ke langit. 3. Bertawassul dengan menyebut salah satu nama Allah Ta’ala. 4. Sedang dalam keadaan susah.

Walau demikian, doanya tidak dikabulkan, dan sebabnya adalah rizki haram yang ia makan, minum, kenakan dan yang pernah disuapkan kepadanya semasa ia kanak-kanak.

Semua orang hendaknya bermuhasabah. Berapa banyak do’a yang telah dipanjatkan kepada Allah, berapa banyak istighotsah digelar dalam rangka mengatasi berbagai krisis yang mendera bangsa ini, dan berbagai bencana yang menimpa negeri ini. Namun pada kenyataannya bencana demi bencana tetap menerpa, berbagai krisis tidak teratasi dan berbagai kesulitan tak kunjung usai. Mungkinkah ini karena bangsa Indonesia sudah terbiasa dengan praktik-praktik mendapatkan harta dengan cara yang haram?. Sudah terbiasa mengkon-sumsi barang-barang haram, sehingga Allah tidak mengabulkan do’a-do’a yang dipanjatkan?.

Kedua; Harus berusaha seoptimal mungkin. Doa tidak akan dikabulkan jika seseorang tidak mengiringinya dengan usaha optimal. Bagi yang berdoa meminta rizki, Allah tidak akan pernah menurunkan uang dari langit. Bekerja dan berusaha adalah sebuah keniscayaan.

Bahkan kaum muslimin ketika hendak dihancurkan oleh orang-orang kafir, tidak akan mungkin diberikan keselamatan dan kemenangan ketika mereka hanya berdoa tanpa mau maju ke tengah medan pertempuran.

Lihatlah bagaimana kaum muslimin ditolong pada Perang Badar?

Ketika kaum musyrikin dengan 1000 tentaranya hendak melumat kaum muslimin yang hanya 300 orang, kaum muslimin pun memutuskan untuk menghadapi mereka – sesuai dengan perintah Allah. Baru sesudah mereka berhadap-hadapan dengan pasukan musuh, mereka berdoa, menengadahkan tangan mereka ke langit, meminta pertolongan kepada Allah. “(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: ‘Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. (QS Al-Anfal: 9)

Maka Allah pun mengabulkan doa mereka. Allah memenangkan mereka dalam Perang Badar itu.

Begitu pula dengan pasukan Thalut melawan pasukan Jalut, yang kisahnya diabadikan oleh Allah dalam QS Al-Baqarah: 250 – 251. Pasukan Thalut tidak duduk-duduk saja sambil berdoa meminta kemenangan, tetapi: “wa lammaa barazuu lijaaluuta wa junuudihi” (ketika pasukan Thalut mau maju, berhadap-hadapan dengan pasukan Jalut di tengah medan pertempuran) barulah mereka berdoa memohon pertolongan dan kemenangan kepada Allah. “Mereka (Thalut bersama pasukannya) berdoa, ‘Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami kesabaran, dan teguhkanlah kaki-kaki kami, dan tolonglah kami atas orang-orang kafir itu.” Maka yang terjadi adalah: “fahazamuuhum bi-idznillah” (maka pasukan Thalut pun pengalahkan pasukan Jalut dengan seizin Allah).” Demikianlah usaha itu akan menentukan apakah doa akan dikabulkan atau tidak.

Maka lihatlah ummat hari ini. Mereka berdoa kepada Allah agar menolong agama ini, mengembalikan kejayaan umat ini, tetapi mereka hanya duduk-duduk saja, dan enggan untuk mengorbankan tenaga, harta, dan jiwa untuk agama ini. Lalu bagaimana kejayaan umat ini akan dikembalikan oleh Allah?.

Ketiga; memuji Allah Ta’ala dengan asma’ dan sifat Nya sebelum berdo’a dan juga pengakuan yang tulus. Lihatlah bagaimana Nabi Yunus berdoa dan kemudian ditolong oleh Allah. Kisah beliau diabdaikan oleh Allah dalam surat Al-Anbiya: 87-88. Ketika Yunus berada dalam tiga kegelapan: gelapnya malam, gelapnya dasar lautan, dan gelapnya perut ikan hiu. Yunus berdoa kepada Allah: “Laa ilaaha illa Anta, subhanaka, innii kuntu minazh zhalimiin.” Dalam doa Nabi Yunus ini, terdapat tiga unsur penting. Pertama, laa ilaaha illa anta, yang berarti tauhid. Kedua, subhaanaka, yang berarti menyucikan Allah. Seolah-olah Yunus berkata, “Bukanlah Allah yang menzhalimi aku, tetapi diriku sendirilah yang berbuat zhalim.” Dan ketiga, inni kuntu minazh zhalimin yang merupakan pengakuan yang tulus. Yunus as mengakui, “Sesungguhnya aku benar-benar termasuk orang-orang yang telah berbuat zhalim.” Fastajabnaa lahu wa najjainaahu minal ghamm” maka Allah pun menyelamatkan Nabi Yunus ‘alaihis salaam.

Dan yang demikian ini tidak hanya berlaku untuk Nabi Yunus saja, tetapi berlaku untuk semua orang yang beriman. Karena Allah mengatakan di akhir kisah tersebut: “Wa kadzalika nunjil mu’miniin” (Dan demikianlah Allah menyelamatkan orang-orang yang beriman).”

Keempat; jangan pernah berhenti berdoa. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadist ;

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا”، قَالُوا: إِذًا نُكْثِرُ قَالَ: “اللَّهُ أَكْثَرُ”

“Tidak ada seorang muslimpun yang berdoa dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa atau pemutusan tali silaturrahim, kecuali Allah akan memberinya tiga kemungkinan; disegerakan pengabulan doanya (di dunia ini), atau disimpan pahalanya untuknya untuk (diberikan) di akhirat, atau ia dijauhkan dari keburukan yang setara nilainya”. Para sahabat berkata: “Jika demikian kita perbanyak (berdoa yang banyak) saja”, beliau bersabda: “Allah memiliki yang lebih banyak (sebagai balasan dan pengkabulan” (HR. Ahmad dan Al-Hakim).

Karena itu, marilah terus berdoa. Dan jangan pernah berputus asa. Karena setiap do’a yang dipanjatkan dengan ikhlas pasti akan terkabul di dunia ataupun nanti diakhirat. Wallahu a’lam bis shawab.

 

 

 

 

 

 

 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Stay Connected

3,300FansSuka
158PengikutMengikuti
1,470PelangganBerlangganan

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here