London Escorts sunderland escorts 1v1.lol unblocked yohoho 76 https://www.symbaloo.com/mix/yohoho?lang=EN yohoho https://www.symbaloo.com/mix/agariounblockedpvp https://yohoho-io.app/ https://www.symbaloo.com/mix/agariounblockedschool1?lang=EN
spot_img
BerandaKajian OASEMEREKA YANG MENDAPATKAN BENINGNYA HATI

MEREKA YANG MENDAPATKAN BENINGNYA HATI

- Advertisement -spot_img

MEREKA YANG MENDAPATKAN BENINGNYA HATI

Oleh: Ust. Muhammad Nur

( Staf Pengajar Pondok Pesantren )

 

Tidak diragukan lagi bahwa semangat dalam membersihkan diri saja tidak cukup. Akan tetapi seseorang juga harus mempelajari bagaimana cara yang benar dalam membersihkan diri. Serta mengetahui manhaj atau jalan yang menyimpang dalam membersihkan jiwa.

Mempelajari hal-hal yang menyimpang dalam membersihkan jiwa penting karena kita akan menjauhi jalan tersebut dan menjauhkan ummat darinya. Betapa banyak orang yang sudah benar dalam menjernihkan hatinya, tetapi tanpa sadar ia juga melakukan hal-hal yang menyimpang sehingga iapun tidak mendapatkan kebeningan jiwa.

Tazkiyah Yang Menyimpang

Pada makalah ini, kita akan pelajari beberapa metode yang menyimpang dengan beberapa fariasinya agar jelas bagi kita jalan-jalan orang yang tersesat. Di antara hal tersebut adalah :

Pertama, Membersihkan hati dengan nyanyian, jogetan dan tepuk tangan. Perbuatan ini banyak dilakukan oleh orang-orang sufi agar mereka bisa meresapi sya’ir dari nyanyian tersebut. Tak jarang di antara mereka yang berjoget atau menepuk-nepuk dadanya agar larut dalam nyanyian tersebut. Setelah itu mereka menangis dengan berjama’ah dan berhenti dengan berhentinya nyanyian tersebut. Jelas ini adalah perbuatan yang tidak diamalkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan para sahabat Radhiyallallahu ‘Anhum.

Dalam hal ini, Ibnu Taimiyah Rahimahullah Ta’ala berkata, “Sudah diketahui dengan jelas dalam Dien Islam bahwasannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam tidak mensyari’atkan terhadap orang-orang shalih dari ummat beliau, ahli ibadah dan para zahid (orang-orang yang zuhud) untuk berkumpul dan mendengarkan ba’it-ba’it yang meliuk-liuk bersamaan dengan menepuk tangan atau rebana. Sebagaimana tidak diperbolehkan terhadap seorangpun untuk keluar dari mengikutinya dan mengikuti apa-apa yang datang dari kitab secara dhahir dan batin.

Tidak juga bagi orang yang umum dan khusus. Akan tetapi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memberi rukhsoh nyanyian pada walimatul ‘ursy dan lainnya. Ruhshoh tersebut hanya bagi wanita untuk menabuh rebana dan tidak boleh dengan tepuk tangan.

Sedangkan para lelaki pada masa beliau tidak satu orangpun menabuh rebana juga tepuk tangan. Bahkan telah dijelaskan dalam hadist shahih bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Bertepuk hanya untuk wanita dan bertasbih untuk lelaki. Dan dilaknat seorang wanita menyerupai lelaki, dan lelaki menyerupai wanita.

Dan karena nyanyian serta menabuh rebana adalah perbuatan wanita, maka para salaf menyebut banci bagi orang yang melakukannya dari kaum lelaki. Dan mereka menyebut para penyanyi lelaki dengan banci, sebutan ini sudah mashur dikalangan mereka. [Majmu’ fatawa 11/567-568 ].

Para pembaca yang budiman, jika ada suatu pengajian yang mengajak anda untuk menikmati lantunan musik dan juga syair-syair yang merdu menggugah jiwa, tinggalkan majlis tersebut. Itu adalah majlis orang-orang sufi yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Itu adalah majlis yang telah dikendalikan oleh syaitan. Padahal kita diperintahkan untuk menjauhi langkah-langkah syaitan.

Kedua, mereka berdzikir dengan suara nyaring dan menyebut isim mufrat dalam dzikir mereka. Seperti dzikir laa ilaaha illa Allah, mereka singkat dengan “Allah” saja, Allahu akbar mereka singkat dengan “huwa”. Jenis dzikir yang seperti ini jelas tidak diperbolehkan dalam Islam.

Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata, “Sedangkan isim mufrad seperti “Allah” “Allah” atau dhamir seperti “huwa” “huwa”. Maka tidaklah disyari’atkan di dalam kitab dan sunnah, dan juga tidak diajarkan oleh salah seorangpun dari para salafil ummah dan juga tidak dari seorang yang pantas untuk dicontoh. Akan tetapi itu hanyalah lahjah atau ucapan suatu kaum yang tersesat dari ummat sekarang ini.” [Maj’mu’ Fatawa: 10/556 ].

Mereka mengatakan bahwa dzikir dengan ucapan yang sempurna itu hanya untuk orang-orang awam saja. Sedangkan orang-orang khusus yang memiki kedekatan dengan Allah Ta’ala menggunakan dzikir-dzikir yang ringkas dan tidak dibaca secara keseluruhan. Jelas ini adalah alasan yang tertolak.

Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam junjungan kita mengajarkan dzikir dengan ucapan yang sempurna?. Bukankah para sahabat Radhiyallallahu ‘Anhum juga melakukan yang dilakukan Rasulullah?. Kelompok khusus mana yang mereka maksudkan ?.

Ibnu Taimiyah berkata, “Telah jelas dalam hadist-hadist yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bahwasanya beliau bersabda,

Sebaik-baik perkataan setelah Al-Qur’an ada empat, dan semuanya dari Al-Qur’an: subhanallah dan alhamdulillah dan laa ilaaha illallah serta Allahu akbar.

Di antara mereka juga dibarengi dengan gelengan kepala ke kanan dan ke kiri sambil melafadzkan dzikir tersebut. Semua ini adalah perbuatan yang tidak diajarkan oleh Islam. Kita wajib meninggalkannya jika ingin hati kita jernih dan bening.

Ketiga, pengharaman hal-hal yang dihalalkan Allah Ta’ala. Di antara mereka ada yang mengharamkan untuk makan makan yang nikmat seperti daging, sayur dan yang lainnya. Bahkan ada di antara mereka yang tidak makan seharian kecuali sesuatu yang sedikit. Sehingga menyebabkan badan mereka lemah dan tidak mampu untuk melakukan aktivitas.

Orang-orang sufi juga senang untuk berpakaian compang-camping. Mereka pakai pakaian tambal-tambalan agar kelihatan zuhud dan tidak mau memakai pakai yang bagus karena terkesan tidak zuhud. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memerintahkan kita untuk memakai pakaian yang bagus ketika shalat jum’ah, ‘idul fitri dan juga ‘idul adha.

Dan jika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan para sahabat memakai pakain tambalan, itu memang karena keadaan mereka yang miskin. Bukan karena ingin menampakkan bahwa mereka orang zuhud. karena memang zuhud itu harus disembunyikan. Bukan malah dipamerkan kepada setiap orang.

Demikianlah beberapa cara membersihkan hati yang keliru dan menyimpang. Kita, sebagai ummat islam yang ingin membersihkan diri dengan yang disyari’atkan Islam harus menjauhinya dan memperingatkan ummat agar jauh darinya.

Sebagai penutup kami sampaikan perkataan Syaikh Shalih Fauzan, “Dan setiap orang yang meninggalkan kebenaran pasti akan ditimpakan kebatilan. Dan barang siapa meninggalkan madzhab Ahlussunnah wal jama’ah, maka ia akan masuk pada madzhab kelompok-kelompok yang sesat. Dan barang siapa berkumpul dengan kelompok-kelompok yang sesat tersebut, maka ia akan masuk pada kelompok sesat tersebut. Ini adalah sunnatullah Ta’ala. Inilah yang harus diperhatikan oleh seorang muslim untuk tidak meninggalkan kebenaran. Karena jika ia meninggalkan yang haq pasti dia kan masuk pada kebatilan. Dan jika ia meninggalkan para pengikut kebenaran, pasti ia akan menjadi pengikut kesesatan. Dan ini pasti terjadi selama-lamanya. [ Syarah Masail jahiliyah : 127 ].

Semoga Allah senantiasa menuntun kita di jalan yang diridhai-Nya. Dan mengumpukan kita bersama orang-orang yang dicintai-Nya. Amiiin.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Stay Connected

3,300FansSuka
158PengikutMengikuti
1,470PelangganBerlangganan

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here